Selasa, 26 Maret 2013

Tahap Perencanaan Auditing

13.55 :: Posted by - NUR CAHYONO :: Category -


Tahap/ Bagian Perencanaan Audit
Perencanaan audit terdiri dari tujuh bagian/ tahapan, yaitu:

1.      Perencanaan Awal Audit
           Perencanaan awal menyangkut keputusan apakah auditor akan menerima atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi alasan-alasan klien untuk diaudit, memilih staf untuk penugasan dan mendapatkan surat penugasan.

Menerima klien baru dan melanjutkan klien lama

Menyelidiki klien baru.
            Sebelum menerima klien baru, sebagian besar kantor akuntan public menyelidiki perusahaan untuk memutuskan apakah klien dapat diterima. Selain itu juga harus dilakukan evaluasi prospektif klien dalam lingkungan usaha, stabilitas keuangan, dan hubungan dengan kantor akuntan publik.
            Untuk calon klien yang sebelumnya diaudit oleh akntor akuntan public lain, auditor pengganti diwajibkan oleh PSA 16 (SA 315) untuk berhubungan dengan auditor sebelumnya, agar dapat membantu auditor pengganti dalam mengevaluasi apakah akan menerima penugasan tersebut. Apabila calon klien belum pernah diaudit oleh kantor akuntan public, perlu diadakan penyelidikan. Sumber nformasi bisa berasal dari pengacara local, kantor akuntan public lain, bank dan perusahaan lain.

Melanjutkan klien lama.
            Banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien yang sudah ada setiap tahun untuk memutuskan apakah ada alasan untuk tidak melanjutkan audit. Perselisihan sebelumnya seperti kelayakan ruang lingkup audit, jenis pendpat yang diberikan, atau honorarium dapat menyebabkan auditor tidak melanjutkan hubungan. Auditor dapat juga memutuskan bahwa klien kurang mempunyai integritas dank arena itu tidak layak lagi untuk menjadi kliennya.
     
Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit
            Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud dari penggunaan laporan tersebut. Auditor akan mengumpulkan lebih bannyak bahan bukti jika laporan digunakan secara luas. Hal seperti ini sering terjadi pada perusahaan publik, perusahaan dengan utang banyak, dan perusahaan yang akan dijual pada waktu yang dekat. Kemungkinan terbesar dalam hal penggunaan laporan dapat ditentukan dengan melihat pengalaman dalam penugasan yang lalu dan diskusi dengan manajemen. Selama audit berlangsung, auditor dapat memperoleh infromasi tambahan mengenai mengapa klien menghendaki audit dan untuk apa laporan keuangan digunakan.

Selasa, 19 Maret 2013

Mempelajari Standar Audit yang berlaku diIndonesia

23.47 :: Posted by - NUR CAHYONO :: Category -


Ada sepuluh standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia,kesepuluh itu merupakan standar yang berlaku yang dijadikan pedoman oleh auditor diindonesia
Adapun kesepuluh itu terbagi menjadi tiga kategori yaitu :

Ø  Standar Umum
Standar umum dibagi menjadi  tiga bagian,yaitu :
  1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
Penjelasannya :Auditor itu harus memiliki keahlian dalam mengaudit,kalau tidak ahli berarti tidak boleh melakukan pengauditan,karena dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.
  1. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Tugas Jurnal Ilmiah

21.55 :: Posted by - NUR CAHYONO :: Category -

Masa perikatan audit yang panjang antara auditor dengan kliennya memiliki dampak terhadap independensi auditor,salah satu anjuran agar tetap independen adalah memiliki rotasi wajib auditor.
Bebeberapa penelitian terdahulu tentang pergantian auditor menunjukkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik di indonesia


Untuk lebih lanjutnya ,penjelasan mengeenai diatas dapat dilihat di file yang bisa di download disini